
Hati yang tak pernah berani untuk mengungkapkan kepada siapapun maksudnya..
Kepada siapa ia menengok.. kepada siapa ia berlabuh..
Meskipun ada, ia tiada berani mengumbar perasaannya.. :)
Biarlah Allah tempat ia becerita,,
Kemudian datanglah hari itu.. Ketika takbir berkumandang..
dua insanpun mengatakan isi hatinya
Ia pun tak kuasa untuk bertindak apa..
Sebegitu yakin ia pada laki-laki itu..
Ketika keyakinan yg ia kira dialah laki-laki yang membawanya kelak ke syurga :)
Lalu...
Ia.. mendahului kehendak Ilahi..
Kedekatan itupun terjadi di antara mereka..
Meski ia berusaha untuk menjauhi segala sesuatu yang berbau syahwat dan kholwat..
Namun di tengah perjalanan pun tetap saja ada sedikit cara iblis untuk menghasut manusia..
Waktu demi waktu..
Keluargapun saling mengetahui..
Mungkin sempat ia tidak diterima oleh keluarga sang lelaki,
Sedangkan dari ia dan keluarganya tak pernah menilai lelaki itu dari sesuatu yang nampak jelas di mata manusia..
Seiring berjalannya waktu, iapun diberikan jalan untuk dekat dengan keluarga laki-laki tersebut :)
Semua berjalan sealir dengan air mengalir.. :)
Sungguh indah bagaikan mata air dari pegunungan.. jernih... :)
Rencana-rencana indah mereka seakan tertata rapih.. :)
Rencana hanyalah milik manusia.. :')
Allah yang menentukan :)
Ketika itu..
Sang lelaki melakukan khilaf,
Khilaf bersama yang lain..
:')
Yang mungkin tak termaafkan bagi manusia..
Begitu hancurnya hati wanita itu mengetahuinya..
Airmatanya yang suci itu begitu derasnya mengalir..
Seakan kesabarannya diuji masalah hati dan fisiknya yg ketika itu terjatuh sakit..
Namun..ia sadar,
bahwa lelaki itu siapa?
Apakah dia suaminya?
Dan akhirnya ia belajar mengikhlaskan perbuatan laki-laki itu kepada hatinya
Ia berpikir..Mungkin Allah memperingatkanku, bahwa kedekatanku dengan lelaki itu sudah salah..
Aku mendahului kehendakNya..Berani untuk mengumbar perasaan untuk orang yang bukan muhrimnya...
Astaghfirullah.. :'( . Ungkapnya..
Seperti hatiku tertutup untuk Allah..
Aku menangisi lelaki itu..
Aku bodoh...
Ungkapnya,,
Dan taubatan dr sang lelaki itu terucap dengan begitu sungguh-sungguh..
Ia menangis.... Apa yang harus ia lakukan..??
Lalu ia melupakan dan memaafkan apa yang telah terjadi karena Allah.. :)
Tali silaturahmi mereka pun tetap berlanjut..
Bahkan seakan keseriusan untuk khitbah pun sempat terbesit..
Namun suatu ketika...
Tanpa ada angin..dan tanpa hujan..
Lelaki itu berkata padanya..
Ia ingin menata hati dan ingin bermunajat kepada Allah..
Subhanallah... Ia pun segera malu dengan dirinya dan kepada Allah..
Seakan ia yang membawa kemudharatan itu..
Seakan ia segolong dengan manusia-manusia yang berpacaran..
Ia pun ikhlas jika sang lelaki meminta untuk tidak ada kedekatan lagi..
Ikhlas....
Namun..apa yang terjadi?
Apakah sungguh dengan alasan mulia itu lelaki itu memutuskannya??
Sedangkan setelah tidak ada kedekatan satu per satu telah nampak..
Bahkan wanita itu seperti tidak mengenalnya..
Seakan selama itu ia hanya diperdaya..
Lelaki itu nampak bahagia...puas...dan bangga...
Merasa dia sudah hebat mempermainkan hati..
Sehancur-hancurnya hati ini..
Aku masih memiliki malu pada janjiku kepada Allah...
Bukan sepatutnya berbuat dhoif yang bisa menimbulkan fitnah..
Sehancur-hancurnya hati ini.. Dahulu aku mempertahankan itu demi harapan keluargamu yang ditujukan kepadaku... :'(
Sehancur-hancurnya hati ini.. Aku tak pernah memandangmu dengan sebelah mata..
Sehancur-hancurnya hati ini.. Ketika kau terjatuhpun.. Aku ingin berdiri bersamamu..
Sehancur-hancurnya hati ini.. Aku tiada pernah berucap kasar kepadamu..
Dan sehancur-hacurnya hati ini.. Aku tiada pernah memutus tali silaturahim...
"Ungkapnya dalam tangis.."
Ia menjadi kurang memahami..
Siapakah sebenarnya lelaki itu?
Ketika wanita itu terjatuh.. Dia menghilang.. Hujatan darinya pun seakan menikam wanita itu..
Seakan agar sahabatnya tahu bahwa aku ini buruk sekali.. :)
Lalu ia hanya bisa menarik nafas panjang.. :)
Ikhlas jika dihujat olehnya..
Apapun dari segala tingkahnya...
Ia ikhlas karena ia masih memiliki Allah.. ^___^
Silakan pergi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar