Terkadang aku tak mengerti..
Masih labilkah engkau?
Mengapa semakin hari semakin tak jelas saja..
Semakin brutal..
Jauuuh sekali dengan apa yang menjadi niatmu dulu..
Tsabbita Imanana..
Kalimat itu sama seperti nama temanku, yang berarti Tetapkanlah Iman Kami,,
Seperti itulah dulu engkau membicarakan niat mulia kepadaku, menata hati..
Dan apakah sekarang engkau lupa??
Aku bukan makhluk Allah yang sempurna..
Aku hanyalah wanita biasa, biasa, dan sangat biasa..
Hanya saja aku memiliki hati yang tak mampu oranglain beli..
Nama harokah islam itu tak perlu engkau sebutkan jika akhirnya nampak kedhoifan di dalam dirimu..
Hanya saja aku kecewa dengan ini semua..
Ketika aku mengorbankan prinsipku untuk tidak berpacaran, karena tawaranmu yang kukira engkaulah yang pertama dan terakhir..
Ketika aku dan keluarga memandangmu dan keluargamu secara utuh..
Ketika aku bersabar dan berusaha untuk membatasi kedekatan ini dari syahwat dan khalwat..
Ketika engkau mengkhianati dan menyakiti hatiku yang kuikhlaskan untuk belajar bagaimana menjadi wanita yg teduh hatinya..
Ketika engkau mendzolimiku yang sesungguhnya mengikhlaskanmu pergi karena Allah..
Ketika engkau mencaciku..menghujatku..
Sungguh perjalanan yang tak pernah kusangka akan berakhir dengan airmata..
Aku di sini..
Menyayangimu secara utuh.. Ketika engkau bersusah hati, ketika engkau bersenang hati..
Namun seakan semua itu hanya sebelah sayap saja yang terbang..
Sedangkan engkau melihatku seperti tak pernah seutuhnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar